Operator Sekolah (OPS), Pengabdian Yang Tak Kenal Lelah
Operator Sekolah (OPS), Pengabdian Yang Tak Kenal Lelah. Malam tak jadi alasan mereka berhenti bekerja ketika tugas memanggil. Lelah tak jadi penghalang mereka berjuang ketika deadline tugas melambai-lambai. Tak peduli otak ngebul, tak peduli mata ngantuk. Yang penting laporan selesai.
Hadirnya selalu dirindukan di sekolah. Dijarinya tersimpan pasword-pasword rahasia sekolah. Matanya berkantung, bukti kurang tidur demi tugas sekolah.
Tempat mereka dimana? Kebanyakan mereka berada dipojok ruang kepala sekolah, atau diselipkan diruangan majlis guru. Tapi banyak yang tidak menyangka, diruangan kecil itulah berpusat segala kegiatan administrasi sekolah. Salah-satu tempat penentu maju mundurnya sebuah sekolah.
Siapakah mereka? Mereka adalah operator sekolah.
Operator sekolah, bertugas tak kenal waktu. Jika jaringan meminta bangun jam 2 dini hari. Mereka harus bangun. Segala data wajib di entry. Kalau tidak, sertifikasi guru jadi taruhan. Kurang teliti? Guru-guru tak bisa makan.
Operator sekolah, bertugas tak kenal lelah. Meski diluar jam kerja, ketika atasan meminta datang, mereka harus datang, kalau tidak nama baik sekolah dipertanyakan.
Operator sekolah, bertugas tak kenal tempat. Ketika tiba musim pengentrian data Aset atau SIMDA BOS, mereka banyak ditemukan selonjoran di teras kantor-kantor pemerintahan. Melaksanakan tugas negara. Bahkan sampai malam hari.
Jika malam hari menemukan ibu-ibu selonjoran di teras kantor pemerintahan, dengan sebuah laptop dan beberapa dokumen, kemudian matanya berkantung. Jangan takut, itu bukan Suzana. Itu Operator Sekolah sedang cari sinyal. Perlakukan mereka dengan baik. Karena mereka adalah pejuang data.
“Datanyo Ditunggu samalam-malam harii”. Kalimat paling horor bagi operator sekolah. Mengisyaratkan bahwa Data deadline dan ditunggu maksimal jam 12.00. jam 12.00 malam yaa. Karena cinta dan tanggung jawab terhadap tugas, kami selesaikan meski sampai larut malam, bekerja berpacu dengan waktu.
Ketelitian sungguh-sungguh diminta. Meski harus mengorbankan waktu dengan keluarga. Mirisnya, banyak diantara kami yang akses ke Dinas Pendidikan dan lokasi pengentrian data jauh. Harus menempuh pesawangan.
Tapi benarlah kata orang, cinta itu buta. Kecintaan dan tanggung jawab terhadap tugas ternyata bisa menepis rasa takut kami diperjalan tengah malam. Rasa takut di begal atau dicegat babi hutan hilang seketika.
Tak kalah disiplin dari ibu dan bapak PNS, kami masuk setiap hari kerja. Masuk dan pulang sama dengan jam-jam ibu dan Bapak PNS. Kami berpakaian rapi layaknya PNS. Beban kerjapun sama dengan PNS, bahkan lebih.
Membeda kami hanya SK dan kesejahteraan saja. Saja, terdengar ringan mungkin, tapi point pembeda inilah yang menentukan kami bisa hidup layak atau tidak.
Sulitkah pekerjaannya? Ia. Banyak diantara mereka memilih mundur. Karena tinggi beban kerja tapi rendah kesejahteraan. Hebatnya, mereka yang bertahan mengabdi bertahun-tahun ini mampu melewati itu semua.
Menghendle kegiatan yang berhubungan dengan teknologi maupun tidak. Mengerjakan tetek bengek urusan administasi sekolah dengan rapi. Kalau tak profesional pastilah mereka sudah mundur teratur.
Mereka sudah buktikan mereka mampu mengemban amanah negara. Mereka buktikan bahwa mereka cinta bumi pertiwi ini dengan pengabdian tak kenal lelah. Tanpa tes CPNS, bukankah mereka telah teruji?
Tidak , kami tidak takut bersaing dalam tes CPNS. Tapi banyak diantara kami yang terkendala umur. Umur melewati batas yang ditentukan pemerintah. Atau tidak adanya farmasi untuk jurusan kami.
Perkara seperti ini apa lagi yang bisa kami lakukan selain berdoa dan mengetuk pintu hati Pemerintah untuk lebih peduli kepada kami? Izinkan kami secara resmi mengabdi di bumi pertiwi ini, karena kami cinta Indonesia.
Operator Sekolah. Sering disebut jantung sekolah. Jantung adalah pusat peredaran darah keseluruh tubuh. Bagaimana jika jantung sakit? Sakit pulalah organ-organ tubuh yang lain. Bagaimana jika jantung tidak bekerja? Berakhirlah kehidupan seseorang.
Semoga kelak Indonesia bisa menjaga operator sekolah layaknya manusia menjaga jantung. Memberi nutrisi yang cukup buat jantung. Agar jantung sehat dan berfungsi dengan baik.
“Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya”. (Soekarno)