Rimpu Ma Ambi Kepala Sekolah beserta Seluruh Guru SDN 29 Tanjung turut memeriahkannya
Rimpu Ma Ambi Kepala Sekolah beserta Seluruh Guru SDN 29 Tanjung turut memeriahkannya
Dengan mengusung tema “Rimpu Ma Ambi”Semangat menggaungkan corak budaya Rimpu Suku Mbojo terpancar dari Antusias belasan ribu masyarakat Kota Bima hingga Kabupaten Bima.
Berlangsung di akhir pekan tepatnya Minggu, 7 Mei 2023, Pawai yang dimulai dari Masjid Baitul Hamid Kelurahan Penaraga di sisi barat dan Lapangan Manggemaci di sebelah Timur menuju ke titik finish yang berada di Kantor Wali Kota Bima.
Turut hadir Jajaran Kepala Sekolah dan seluruh Dewan guru SDN 29 Tanjung Kota bima berpartisipasi dalam menyaksikan semarak Pawai Rimpu di pagi yang cerah tersebut.
Gelaran Pawai Rimpu Mantika tidak hanya menyuguhkan berbagai penampilan dan peragaan karnaval namun juga diwarnai dengan berbagai hadiah menarik yang menambah kemeriahan acara. Terdapat ratusan hadiah Doorprize dan Grand Price berupa 6 unit Sepeda Motor yang akan diberikan kepada masyarakat yang beruntung di setiap Kecamatan, serta 1 Unit lainnya diperuntukkan bagi Kategori Umum.
Pemerintah Kota Bima sendiri yakni Wali Kota Bima H. Muhammad Lutfi, SE dan Wakil Wali Kota Bima Feri Sofiyan, SH beserta unsur Forkopimda dan pejabat terkait tak mau kalah dalam memberikan semarak bagi masyarakat.
Gairah tersebut terpancar dari pidato Wali Kota di depan belasan ribu masyarakat atas rasa syukur masih diberikannya kesempatan untuk menghadirkan kemeriahan dalam balutan nilai budaya yang kuat dari masyarakat Bima.
“Rimpu mempunyai sejarah besar, bahwa orang Bima mempunyai falsafah hidup yakni Maja Labo Dahu, artinya perempuan-perempuan Bima pada masa itu proses keislamannya di tanah Bima mengenakan kain rimpu untuk menutupi auratnya,” jabar H. Muhammad Lutfi.
Lanjutnya selaku Wali Kota bersama Wakil Wali Kota Bima merasa bangga tradisi tersebut dirawat oleh masyarakat Bima. Baginya bukan hal yang mudah dalam menjaga kelestarian dari budaya dan adat suatu daerah terlebih dengan terpaan kemajuan zaman yang tak terelakkan mengikis nilai-nilai budaya suatu daerah tak terkecuali budaya masyarakat Bima dalam semboyan Maja Labo Dahu.
“Tidak mudah merawat tradisi, karena daerah yang menjaga tradisi dan budaya itu daerah yang mempunyai falsafah hidup dan menjaga norma-norma di daerahnya. Masyarakat Bima yang takut pada Allah SWT. dan malu dengan sesama manusia sehingga bisa menjaga norma-norma yang ada.” Urainya.
Tak sampai disitu, beliau mengapresiasi pelaksanaan Festival Rimpu yang telah terlaksana selama tiga tahun berturut-turut. Hal tersebut tidak menyurutkan semangat masyarakat sehingga memacu Pemerintah Kota Bima bersama Dekranasda untuk terus mendorong majunya UMKM di Kota Bima sehingga dampaknya pada usaha penenunan kain Bima dapat bersaing dan dilirik sebagai produk yang diminati masyarakat dan memiliki nilai jual dan nilai sejarah tinggi.
“Ini menandakan partisipasi Dekranasda yang luar biasa di bawah kepemimpinan Umi Elly yang berkomitmen mendorong UMKM pertenunan dengan bantuan benang-benang.” Puji beliau.
Seakan tak kehabisan semangat, beliau kembali membanggakan Kota tercintanya. Dengan berapi-api beliau mengungkapkan capaian-capain yang telah diraih Kota Bima selama masa jabatannya sebagai Wali Kota Bima bersama Feri Sofiyan, SH yang sukses membawa Kota Bima dalam 15 besar Kota/Kabupaten Inovatif di Indonesia.
“Setelah saya bersama pak wakil masuk, Kota Bima berada di posisi 430 dalam inovasi. Namun sekarang Kota Bima masuk dalam 15 besar. Kota Bima juga meraih pelayanan publik nomor 3 di Indonesia, artinya budaya sogok-menyogok, pungutan liar dalam pelayanan birokrasi kita tidak ada.” Urainya diiringi riuh tepuk tangan masyarakat.
Menutup sambutannya di tengah antusiasme masyarakat, beliau mengharapkan agar semua usaha setiap pihak yang telah mencurahkan tenaganya dalam membangun Kota Bima dapat menjadi doa serta terijabah oleh Allah SWT. Bersama Wakil Wali Kota Bima, beliau juga turut menghaturkan maaf apabila semasa jabatannya terucap kata yang tak mengenakkan bagi masyarakat yang telah beliau anggap sebagai keluarga. Hal ini tentunya mengingat bahwa masa jabatan Wali Kota Bima H. Muhammad Lutfi, SE dan Wakil Wali Kota Bima Feri Sofiyan, SH yang tak akan lama lagi.
“Sekali lagi, saya dengan pak Wakil Wali Kota Bima Feri Sofyan, SH apabila dalam memimpin Kota Bima ada tindak tanduk kata ucapan yang tidak menyenangkan mohon dibukakan pintu maaf yang sebesar-besarnya,” Tutup Wali Kota Bima.