Liburan sekolah sudah usai. Siswa-siswi SDN Harum Sari kembali masuk sekolah, termasuk Dina, anak murid pintar di kelas 5B.
Dina memiliki sifat yang ramah. Tak heran dia disukai oleh teman-temannya.
Suasana kelas begitu ramai. Murid-murid saling bercakap dengan canda tawa. Begitu pula Dina yang menceritakan adiknya, Rila.
Selama satu minggu libur sekolah, Dina ditugaskan ayah ibu untuk menjaga Rila. Kedua orang tua Dina adalah pedagang yang bekerja di tempat wisata. Jadi, selama liburan, mereka sibuk berdagang karena banyak wisatawan yang datang.
Dina sangat pandai bercerita. Sehingga teman-temannya asyik mendengarkan.
"Huuh, adikku Rila sangat rewel. Minta jajan ini, jajan itu. Minta antar ke sini, antar ke sana, sebentar-sebentar nangis," kata Dina
"Dengan perlahan aku mengasuh adikku. Bermain congklak, menggambar, berhitung sampai bernyanyi. Rila sekarang bisa menghitung sampai lima. Aku juga menyanyikan lagu ketika dia mulai menangis, seperti Kasih Ibu, Cicak-cicak di Dinding, Layang-layang dan Sepeda Baruku," tambahnya.
Dina pun mendapat pujian dari teman-temannya karena dia hafal dalam menyanyikan lagu anak-anak.
"Tapi bagaimana ya cara mengasuh si Bimo yang nakalnya minta ampun. Kalau main sepeda selalu jemping-jempingan. Kalau ada anak lain diserempet, emang sih nggak sampai jatuh. Tapi sebagai kakak, aku merasa waswas, khawatir," kata teman Dina, Nina.
"Euh, kalau adikku, selain nakal, cengengnya minta ampun, Kalau dibawa kemana-mana pasti nangis. Padahal udah enggak nyusu lagi. Kalau aku lagi asyik main, tiba-tiba dia minta pulang," sambung Resti.
Tak lama, terdengar suara ibu guru Soleha mengucapkan salam. Murid-murid kembali ke tempat duduknya masing-masing dan langsung menjawab salam.
Salah satu murid, Zenal tampak sedang berbicara dengan Dado. Ibu Soleha pun langsung memanggilnya.
"Zenal, coba kamu ke depan, bacakan PR cerita liburanmu," kata ibu Soleha.
"E..Anu Bu," kata Zenal gugup. Jantungnya berdegup kencang karena tidak mengerjakan pekerjaan rumah yang ditugaskan.
"Siapa yang mau membacakan cerita liburan? Nanti ibu kasih nilai tambahan," kata Ibu Soleha.
Kelas hening. Tidak ada satupun siswa-siswi yang berani mengacungkan tangan. Ada yang sudah mengerjakan PR tapi belum berani membacakannya di depan kelas. Ada pula yang tak membuat sama sekali seperti Zenal.
"Bu, saya mau membaca puisi," kata Dina yang tiba-tiba mengacungkan tangan dengan berani.
"Iya Dina, silakan ke depan. Yang lain coba dengarkan," kata Ibu Leha.
Puisi Dina
Pesan Ibu
Adik, Ibu pesankan engkau agar kujaga
Jangan sampai tetes-tetes air mata membasah di pipimu
Jangan tinggalkan engkau sebelum Ibu dan Ayah pulang
Jangan dipukul atau dibentak
Jagalah adikmu. Itu pesan Ibu
Tidak bu.. tidak
Pesan Ibu akan kulaksanakan dengan baik
Karena aku menyayangi adikku ? Ramai tepuk tangan pun membuat riuh ruang kelas. Ibu Soleha pun merasa senang mendengarkan puisi Dina.