Anak Hebat
Suatu ketika pada hari Jumat, Eyang Putri berkunjung ke rumah Nasta. Saat itu dia sedang bermain boneka di teras rumah.
"Mamaah.. Eyang Putri datang," teriak Nasta yang langsung mencium tangan dan mengecup pipi Eyang Putri.
Mamah dan Nasta mempersilakan Eyang Putri masuk ke rumah. Mamah lalu menuju dapur untuk membuat teh hangat yang dicampur madu, minuman kesukaan Eyang Putri.
"Nasta mandi dulu. Apa mau dimandiin sama Eyang?," kata Eyang Putri.
" Nasta kan bentar lagi mau SD, masa dimandiin. Nanti dimarahin sama Ibu Guru Eyang, terus apalagi ya"
Oh iya, Nasta Ingat. Makan juga nggak boleh disuapin, terus kalau minta sesuatu nggak boleh nangis. Apalagi kalau permintaannya tidak terpenuhi. Begitu Eyang, Nasta mandi dulu ya," pamit Nasta.
Eyang Putri kembali menikmati teh hangat dan beberapa cemilan yang ada di meja makan. Mamah menyiapkan peralatan masak untuk menggoreng telur ceplok.
Saat mamah akan memasak telur ceplok, ternyata persediaan telur dalam lemari es habis. Seketika itu, mamah berpamitan ke Eyang Putri untuk pergi ke toko sembako yang tak jauh dari rumah.
Saat mamah hendak meninggalkan rumah, tiba-tiba, Nasta keluar dari kamar dan bertanya.
"Mamah mau kemana?," kata Nasta.
"Mau beli telur sayang," jawab Mamah.
Nasta pun menawarkan diri agar dia saja yang membeli telur di toko sembako.
"Biar Nasta saja mah yang beli telurnya," kata Nasta
"Tapi..," cemas Mamah.
"Nanti habis pulang dari warung, Nasta langsung mandi," potong Nasta sambil meminta uang pada mamah.
Mamah pun mengiyakan tawaran Nasta untuk membeli 1/4 kg telur di toko sembako dekat komplek rumah. Dengan semangat, Nasta berlari keluar rumah.
Dia membeli 1/4 kg telur sesuai dengan permintaan Mamah. Saat telur sudah terbungkus plastik bening dan beberapa plastik hitam, tiba-riba, plastik putih sebagai pelindung luar terlepas dari genggaman Nasta.
Telur pun jatuh dan pecah. Nasta kaget dan meninggalkan telur yang berserakan di jalan.
Sesampainya di rumah, Nasta menceritakan kejadian tersebut ke Mamah dan Eyang Putri. Mamah dan Eyang Putri justru bangga dengan pengakuan Nasta tanpa mengeluarkan air mata.
"Kalau sudah pecah ya sudah nggak apa-apa, nanti gampang beli lagi," kata Mamah sambil membelai rambut Nasta.
"Cucu Eyang memang hebat," sanjung yang Putri.