Kisah Nabi Yusuf A.s
Kisah Nabi Yusuf dan Saudara-saudaranya
Nabi Yusuf AS adalah anak dari Nabi Yakub AS dan istrinya yang bernama Rahil. Ia merupakan anak ketujuh dari 12 bersaudara. Saat ia masih anak-anak, sang ibu sudah meninggal dunia. Pada suatu malam, Nabi Yusuf bermimpi melihat sebelas bintang, bulan, dan matahari bersujud kepadanya.
Lantas Nabi Yusuf AS menceritakan mimpi tersebut kepada ayahnya.
“Janganlah engkau ceritakan mimpi itu kepada saudara-saudaramu. Aku khawatir mereka akan mencelakaimu.” kata Nabi Yakub AS.
Saudara-saudara Nabi Yusuf AS sangat membencinya. Mereka iri karena ayah mereka sangat menyayangi Nabi Yusuf dan juga karena parasnya yang tampan.
Pada suatu hari, saudara-saudara Nabi Yusuf mengajaknya untuk bermain. Semula, Nabi Yakub AS enggan memberi izin. Namun karena terus didesak, akhirnya ia memperbolehkan.
Sesampainya mereka di suatu tempat, saudara-saudara Nabi Yusuf langsung melemparkannya ke dalam sebuah sumur. Sebelum itu, mereka melepas pakaian Nabi Yusuf dan melumuri tubuhnya dengan darah hewan.
Saat kembali ke rumah, saudara-saudara Nabi Yusuf mengarah cerita bahwa Nabi Yusuf telah dimakan oleh serigala sambil menunjukkan pakaiannya yang penuh darah.
Mendengar hal tersebut, Nabi Ayub merasa sangat sedih, ia terus menangis sampai membuat matanya buta.
Sementara itu, pada waktu yang bersamaan ada serombongan musafir beristirahat di dekat sumur tempat Nabi Yusuf dibuang. Salah satu dari mereka hendak menimba air dan terkejut ketika mendapati seorang anak turut terangkat.
Nabi Yusuf kemudian dibawa dan kemudian dijadikan budak di rumah seorang pejabat bernama Qitfir.
Pada kala itu, Nabi Yusuf dianggap sangat membantu, ia kemudian diangkat menjadi pejabat kerajaan. Hingga suatu ketika, ia menerima kedatangan tamu sekelompok orang yang meminta untuk menukar gandung dengan barang berharga mereka.
Ternyata, orang-orang tersebut ternyata adalah saudara-saudara Nabi Yusuf yang dulu pernah meninggalkannya di dalam sumur.
Mengetahui hal tersebut, Nabi Yusuf sama sekali tidak menaruh dendam atau benci. Ia malah memaafkan dengan ikhlas saudara-saudaranya. Para saudaranya meminta maaf atas kesalahan yang dulu pernah mereka lakukan.
Akhirnya Nabi Yusuf dapat berkumpul kembali dengan seluruh keluarganya.
2. Cerita Nabi Yusuf dan Siti Zulaikha
Kisah bermula ketika Nabi Yusuf yang ditemukan oleh segerombolan musafir saat ia dibuang di sumur oleh saudara-saudaranya, kemudian diangkat menjadi budak oleh Qitfir. Nabi Yusuf bertugas untuk membantu pekerjaan istri Qitfir, yaitu Siti Zulaikha.
Bertahun-tahun kemudian, Nabi Yusuf tumbuh menjadi pemuda yang sangat tampan, jujur, dan berakhlak mulia.
Istri Qitfir, Siti Zulaikha kemudian tertarik dengan ketampanan Nabi Yusuf. Suatu hari, Zulaikha datang untuk menggoda Nabi Yusuf Tetapi Nabi Yusuf berhasil menghindar dari godaan tersebut.
Zulaikha yang kecewa kemudian memfitnah Nabi Yusuf
“Suamiku! Lihatlah apa yang dilakukannya kepadaku sangat tidak senonoh!” teriaknya.
Mendengar hal tersebut, Qitfir menjadi murka dan akhirnya Nabi Yusuf dipenjara karena fitnah tersebut.
Di dalam penjara, Nabi Yusuf tidak berhenti berbuat kebaikan. Sehingga ia disegani oleh para penghuni penjara. Ia juga dikenal sebagai ahli dalam mentafsirkan mimpi.
Suatu hati, Raja Mesir mendapatkan mimpi yang aneh. Mimpi tersebut sudah ditanyakan kepada para pembesar kerajaan. Namun tak satupun dari mereka yang mampu mengartikannya.
Satu-satunya orang yang dapat mengartikan mimpi raja tersebut adalah Nabi Yusuf
Dan ternyata tafsir mimpi Nabi Yusuf terbukti benar, ia kemudian dibebaskan dari penjara dan diangkat oleh Raja Mesir sebagai bendahara kerajaan.
3. Mukjizat Tafsir Mimpi Nabi Yusuf dan Kisah Kemarau Panjang
Kisah ini merupakan sambungan dari cerita sebelumnya, saat Raja Mesir mendapatkan mimpi bahwa ia melihat 7 sapi kurus dimakan 7 sapi gemuk dan 7 bulir gandum hijau & 7 bulir gandum kering. Tidak ada pemuka kerajaan yang dapat mengartikannya.
Sampailah pada suatu ketika, salah satu dari mereka teringat bahwa ia dulu pernah selamat berkat tafsir mimpi dari Nabi Yusuf.
Lantas pemuka kerajaan tersebut berkata kepada Sang Raja bahwa ia akan menemui Nabi Yusuf yang berada di dalam penjara untuk menafsirkan mimpi tersebut.
“Negeri Mesir akan mengalami masa subur selama 7 tahun, sedangkan 7 tahun berikutnya akan terjadi musim paceklik” jelas Nabi Yusuf saat menafsirkan mimpi raja tersebut.
Nabi Yusuf kemudian juga memberikan solusi agar Mesir terhindar dari musim paceklik, dengan cara menyisakan hasil panen dalam lumbung untuk disimpan.
Raja Mesir yang mendengar takwil (tafsir) mimpi dari Nabi Yusuf tersebut merasa puas. Ia kemudian membebaskan Nabi Yusuf dari penjara atas tuduhan telah menodai Siti Zulaikha. Nabi Yusuf kemudian dihadirkan ke Istana. Ketika Nabi Yusuf kembali menjelaskan tafsirnya, Sang Raja merasa terkesima.
Oleh Raja Mesir, Nabi Yusuf diangkat menjadi bendara kerajaan dan bekerja penuh kejujuran. Ia berupaya agar Mesir tidak terkena dampak buruk paceklik.
Ternyata tafsir mimpi Nabi Yusuf terbukti. Kemarau panjang melanda banyak negeri dan terjadi musim paceklik.
Namun negara Mesir yang telah melakukan berbagai antisipasi, dapat terhindar dari musim paceklik tersebut. Banyak orang-orang berdatangan dari segala penjuru ke negeri Mesir untuk meminta bantuan.
Hikmah Cerita Nabi Yusuf
Dari kisah-kisah Nabi Yusuf , ada beragam hikmah cerita yang didapatkan. Bunda dapat mengajarkan kepada Si Kecil untuk selalu rendah hati. Meskipun Nabi Yusuf terlahir tampan, tak lantas membuatnya sombong. Ia tetap berbuat baik dan senang menolong kepada siapapun.
Selain itu janganlah kita merasa iri dan dengki pada apa yang dimiliki oleh orang lain seperti yang dilakukan oleh saudara-saudara Nabi Yusuf yang membuangnya ke dalam sumur. Sifat tersebut hanya akan menambah penyakit hati dan membuat kita tidak pernah bersyukur atas pemberian dari Allah SWT.
Nabi Yusuf juga tidak pernah menaruh dendam atau sakit hati terhadap apa yang dilakukan para saudaranya dengan membuangnya ke sumur atau fitnah yang dilakukan Siti Zulaikha yang membuatnya di penjara. Ia malah memaafkan kesalahan mereka dan sama sekali tidak menaruh dendam.
Kisah hidup Nabi Yusuf juga tidak luput dari cobaan dan ujian. Meski begitu, Nabi Yusuf tidak pantang menyerah. Ia terus berdoa kepada Allah SWT. Atas kesabarannya, Allah memberikan pertolongan kepada Nabi Yusuf setiap kali dilanda cobaan.
Nilai-nilai kebaikan ini pula yang dapat Bunda ajarkan kepada Si Kecil untuk menghadirkan rasa kasih sayang dan menjauhi sifat iri atau dengki antar-saudara.