Pedagang kaya dan pedagang miskin
Ada seorang pedagang miskin pergi dan menitipkan semua besi dagangannya untuk disimpan kepada seorang pedagang kaya. Setelah beberapa saat, dia pun kembali untuk mengambil dagangannya.
Namun, pedagang kaya telah menjual seluruh besi dagangan. Untuk menutupinya, dia berkata:
"Telah terjadi sesuatu yang kurang menyenangkan dengan barang daganganmu," katanya.
"Kenapa?" tanya pedagang miskin.
"Saya meletakkannya di gudang roti dan di sana banyak sekali tikus. Mereka semua menghabiskan besi-besi itu, saya melihatnya sendiri bagaimana mereka menggerogotinya. Kalau tidak percaya, ayo lihat sendiri," kata pedagang kaya.
Si pedagang miskin tidak mau ribut, apalagi bertengkar.
"Untuk apa saya melihat? Saya percaya kok, saya tahu kalau tikus suka menggerogoti besi. Selamat tinggal," kata pedagang miskin dan meninggalkan pedagang kaya.
Saat berjalan pulang, pedagang miskin melihat anak laki-laki pedagang kaya sedang bermain. Pedagang miskin membelainya, menggendong dan membawanya pulang.
Di kala pedagang kaya bertemu dengan pedagang miskin, dia menceritakan kesedihannya bahwa anak laki-lakinya menghilang. Pedagang kaya pun bertanya kepada pedagang miskin.
"Kamu tidak melihatnya? Tidak mendengarnya?."
Pedagang miskin menjawab dengan tenang."Tentu, saya melihatnya. Begitu saya keluar dari rumahmu kemarin, saya melihat seekor burung elang terbang ke arah anakmu dan menyambarnya, lalu membawanya pergi," katanya.
Si pedagang kaya marah dan menghardik, "Kamu tidak malu membodohi saya? mana mungkin burung elang bisa membawa anak saya pergi," kata pedagang kaya.
"Tidak, saya tidak membodohimu. Tak ada yang mengherankan. Tikus saja bisa makan besi-besi. Semua bisa terjadi kan?," jawabnya.
Mendengar hal itu, pedagang kaya mengerti dan berkata:
"Tikus tidak memakan besi-besi milikmu, tapi saya telah menjualnya. Saya akan membayarmu dua kali lipat," tuturnya.
"Kalau begitu, burung elang juga tidak membawa anakmu pergi. Saya akan mengembalikannya kepadamu," kata pedagang miskin.