Gerakan Literasi Sekolah di SDN 29 Tanjung Kota Bima
Literasi Sekolah dalam konteks GLS sendiri merupakan kemampuan mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai aktivitas, antara lain membaca, melihat, menyimak, menulis, dan / atau berbicara. GLS merupakan sebuah upaya yang dilakukan secara menyeluruh untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang warganya literat sepanjang hayat.
Literasi Sekolah dalam konteks GLS sendiri merupakan kemampuan mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai aktivitas, antara lain membaca, melihat, menyimak, menulis, dan / atau berbicara. GLS merupakan sebuah upaya yang dilakukan secara menyeluruh untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang warganya literat sepanjang hayat.
Pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah SDN 29 Tanjung melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
Membaca buku cerita/pengayaan selama 15 menit sebelum pelajaran dimulai one day one riding. Kegiatan membaca yang dapat dilakukan adalah membacakan buku dengan nyaring (read aloud) dan membaca dalam hati (sustained silent reading/SSR).
Mencatat judul dan resume buku bacaan di buku literasi siswa
Memperkaya koleksi bacaan untuk mendukung kegiatan 15 menit membaca.
Meningkatkan kemampuan literasi di semua mata pelajaran dengan menggunakan buku pengayaan dan strategi membaca di semua mata pelajaran.
Memfungsikan lingkungan fisik sekolah melalui pemanfaatan sarana dan prasarana sekolah, antara lain perpustakaan, pojok baca kelas, area baca, gazebo baca, Pojok SSK, UKS, dll. Untuk menumbuhkan minat baca warga sekolah, sarana prasarana ini dapat diperkaya dengan bahan kaya teks (print-rich material).
Melibatkan komunitas di luar sekolah yaitu Dinas Perpustakaan dalam kegiatan 15 menit membaca dan pengembangan sarana literasi, serta pengadaan buku-buku koleksi perpustakaan dan sudut buku kelas.
Memilih buku bacaan yang baik.