Komite Pembelajar SP SDN 29 Tanjung lakukan pendampingan " Penyususnan Modul Ajar"
Komite Pembelajar Sekolah Penggerak SDN 29 Tanjung Kota Bima Selenggarakan Workshop Penyusunan Modul Ajar Pembelajaran Paradigma Baru
Bertempat di SDN 29 Tanjung, Komite Pembelajar Sekolah Penggerak menyelenggarakan Workshop Penyusunan Modul Ajar, Pembelajaran Berdiferensiasi dan Konten Kreatif yang dipimpin langsung oleh Kepala Sekolah pada hari Sabtu, 5 augustus 2023. Workshop kali ini lebih menitikberatkan kepada penguatan penyusunan modul ajar dan merefresh kembali apa yang disampaikan pada Diklat Komite Pembelajaran yang diselenggarakan awal tahun pelajaran kemarin.
Pada workshop kali ini kembali dibahas mengenai Konsep Modul Ajar, Komponen Modul Ajar, Prinsip Pengembangan, Prosedur Pengembangan, dan diakhiri dengan Praktik pembuatan modul ajar. Tujuan dari pengembangan modul ajar sendiri adalah mengembangkan perangkat ajar yang memandu pendidik melaksanakan pembelajaran dimana “Sekolah Penggerak adalah sekolah yang berfokus pada pengembangan hasil belajar siswa secara holistik dengan mewujudkan Profil Pelajar Pancasila yang mencakup kompetensi dan karakter yang diawali dengan SDM yang unggul”.
Pada materi kedua terkait Pembelajaran Berdiferensiasi dibahas Peran Pendidik dalam Penyesuaian Pembelajaran, yaitu:
1. Aktif mencari dan mendengarkan pendapat, pertanyaan, sudut pandang, aspirasi dari peserta didiknya;
2. Membuka kesempatan untuk eksplorasi diri dan dunia dengan memberikan pertanyaan dan tugas ‘terbuka’;
3. Memberikan pertolongan dan juga tantangan bagi peserta didik yang membutuhkan;
4. Memberikan umpan balik dan kesempatan bagi peserta didik untuk memberikan umpan balik kepada diri dan satu sama lain;
5. Melibatkan peserta didik untuk mengambil keputusan untuk apa, mengapa, bagaimana mereka belajar. Peserta didik berlaku sebagai kolaborator dalam komunitas belajarnya;
6. Mengkomunikasikan ekspektasi dengan jelas kepada peserta didik. Pemahaman yang ingin dipelajari, keterampilan yang ingin dimiliki, dan profil pelajar yang dituju;
7. Membuat kesepakatan bersama dengan peserta didik agar saling menghormati dan membangun rasa percaya dengan satu sama lain; dan
8. Membangun rutinitas keseharian dengan membiasakan budaya positif, dan konsisten menjadi teladan bagi peserta didik.
Di materi terakhir tentang konten kreatif ada satu kutipan menarik yang disampaikan yaitu “Hidup itu pendek seni itu panjang”, Indie Art Wedding. Kita yang berprofesi sebagai guru memang harus juga mengenal seni, dalam hal ini seni mengajar, agar peserta didik yang kita ajar tertarik untuk belajar apa yang kita ajarkan, bisa lebih betah untuk tinggal di dalam kelas, tidak banyak alasan untuk permisi yang pada kenyataannya hanya alasan saja. Untuk mencapai hal tersebut, kita sebagai pengajar bisa membuat konten sebagai salah satu cara berkomunikasi dengan peserta didik. Konten pelajaran yang dikemas menarik dan diposting di berbagai macam media sosial, seperti Facebook, Instagram, kanal Youtube dan media sosial lainnya. Untuk mulai membuat konten mulailah dari Pikirkan, Tuliskan, Lakukan dan Konsistenkan. Konten yang kita buat pun sasarannya tidak hanya pelajar saja, bisa saja kalangan masyarakat umum, misalnya pecinta sepak bola, bulu tangkis, anggota pramuka dan lain sebagainya. Mari terus bergerak untuk pendidikan Indonesia yang lebih baik lagi.
Salam Sekolah Penggerak!
( Azzamy Syauqi )