KULTUM RAMADHAN (1)
Aqidah, Amal dan Ibadah
KULTUM RAMADHAN
"PERLOMBAAN AMAL SHALIH TELAH DIMULAI"
"Muslim Harus Bergembira Menyambut Ramadhan"
"Bergembira Menyambut Ramadhan, Salah Satu Wujud Keimanan"
Salah satu tanda keimanan adalah seorang muslim bergembira menyambut Ramadhan. Ibarat akan menyambut tamu agung yang ia nanti-nantikan, maka ia persiapkan segalanya dan tentu hati menjadi sangat senang tamu Ramadhan akan datang. Tentu lebih senang lagi jika ia menjumpai Ramadhan.
Hendaknya seorang muslim khawatir akan dirinya jika tidak ada perasaan gembira akan datangnya Ramadhan. Ia merasa biasa-biasa saja dan tidak ada yang istimewa. Bisa jadi ia terluput dari kebaikan yang banyak. Karena ini adalah karunia dari Allah, dan seorang muslim harus bergembira.
Allah Ta'ala berfirman; yang Artinya :
(( “Katakanlah: ‘Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.” ))
(QS. Yunus [10]: 58).
Lihat bagaimana para 'ulama salaf dan orang shalih sangat merindukan dan berbahagia jika Ramadhan akan datang.
Imam Ibnu Rajab Al-Hambali rahimahullah berkata;
(( “Sebagian salaf berkata: ‘Dahulu mereka (para salaf) berdo'a kepada Allah selama enam bulan agar mereka dipertemukan lagi dengan Ramadhan. Kemudian mereka juga berdo'a selama enam bulan agar Allah menerima (amal-amal shalih di Ramadhan yang lalu) mereka.“ ))
[Latha’if Al-Ma’arif hal. 232].
"Kenapa Harus Bergembira Menyambut Ramadhan?"
Kegembiraan tersebut adalah karena banyaknya kemuliaan, berkah, dan keutamaan pada bulan Ramadhan. Beribadah semakin nikmat dan lezatnya bermunajat kepada Allah.
Kabar gembira mengenai datangnya Ramadhan sebagaimana dalam hadits berikut;
(( “Telah datang kepada kalian Ramadhan, bulan yang diberkahi. Allah mewajibkan atas kalian berpuasa padanya. Pintu-pintu Surga dibuka padanya. Pintu-pintu Jahim (Neraka) ditutup. Setan-setan dibelenggu. Di dalamnya terdapat sebuah malam yang lebih baik dibandingkan 1.000 bulan. Siapa yang dihalangi dari kebaikannya, maka sungguh ia terhalangi.” ))
[HR. Ahmad dalam Al-Musnad (2/385). Dinilai shahih oleh Al-Arna’uth dalam Takhrijul Musnad (8991)].
'Ulama menjelaskan bahwa hadits ini menunjukkan kita harus bergembira dengan datangnya Ramadhan.
Syaikh Shalih Al-Fauzan hafidzhahullah menjelaskan;
“Hadits ini adalah kabar gembira bagi hamba Allah yang shalih dengan datangnya Ramadhan. Karena Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam memberi kabar kepada para shahabatnya radhiyallahu ‘anhum mengenai datangnya Ramadhan. Ini bukan sekedar kabar semata, tetapi maknanya adalah bergembira dengan datangnya momen yang agung.“
[Ahaditsus Shiyam, hal. 13].
Ibnu Rajab Al-Hambali menjelaskan;
“Bagaimana tidak gembira? seorang mukmin diberi kabar gembira dengan terbukanya pintu-pintu Surga. Tertutupnya pintu-pintu Neraka. Bagaimana mungkin seorang yang berakal tidak bergembira jika diberi kabar tentang sebuah waktu yang di dalamnya para setan dibelenggu. Dari sisi manakah ada suatu waktu menyamai waktu ini (Ramadhan)?”.
[Latha’if Al-Ma’arif hlm. 148].
"Catatan: Hadits Dhaif Terkait Kegembiraan Menyambut Ramadhan"
Ada hadits yang menyebutkan tentang bergembira menyambut Ramadhan, akan tetapi haditsnya oleh sebagian 'ulama dinilai dhaif (lemah) bahkan maudhu’ (palsu).
(( “Barangsiapa bergembira dengan masuknya bulan Ramadhan, maka Allah akan mengharamkan jasadnya masuk Neraka.” ))
(Nash riwayat ini disebutkan di kitab Durrat An-Nasihin, yang dimana kitab ini banyak sekali memuat hadits-hadits lemah dan palsu).
Setelah dimulai dengan perasaan gembira menyambut Ramadhan, tahap selanjutnya adalah persiapan menyambut Ramadhan agar Ramadhan yang kita jalankan bisa maksimal.
Demikian semoga bermanfaat...
Tim PAIS 29 Tanjung. (ksm29)