Kisah Sahabat Nabi Muhammad SAW yang Masuk Surga (Part 7 : Abdurrahman bin Auf, Sahabat Rendah Hati dan Dermawan)

Abdurrahman bin Auf, Sahabat Rendah Hati dan Dermawan

Salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW yang memiliki kedermawanan luar biasa adalah Abdurrahman bin Auf. Walaupun menjadi saudagar kaya, Abdurrahman bin Auf banyak membelanjakan hartanya untuk membantu kaum muslimin. Abdurrahman bin Auf juga merupakan bagian dari assabiqunal awwalun, atau 10 orang pertama yang masuk Islam. 


Ketika mendengar Rasulullah menyebut nama Abdurrahman bin Auf adalah salah seorang dari para sahabat nabi yang masuk surga, tidak membuatnya jadi merasa angkuh melainkan khawatir. Dia khawatir apakah layak untuk masuk surga dan merasa bukan siapa-siapa. Padahal jasa Abdurrahman bin Auf untuk pembangunan Islam sangatlah besar, sehingga layak mendapat jaminan masuk Surga.

Abdurrahman bin Auf adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW, yang memiliki harta yang melimpah. Hartanya itu, Ia dapatkan dari kemahirannya dalam berdagang.

Hal itu terbukti kalau dirinya sedang melakukan kegiatan menjual dan membeli. Tidak perlu waktu yang lama, Ia pun terkadang sudah berhasil mendapatkan keuntungan dari perdagangannya itu.


Abdurrahman bin Auf dilahirkan di Mekkah pada tahun ke-10 tahun Gajah, tepatnya pada tahun 581 M. Umurnya lebih muda dari Rasulullah, demikian dikutip dari buku berjudul 'Dahsyatnya Ibadah, Bisnis, dan Jihad Para Sahabat Nabi yang Kaya Raya' oleh Ustadz Imam Mubarok bin Ali.


Pada masa jahiliah nama asli Abdurrahman bin Auf adalah Abdu Amru. Kemudian Rasulullah menggantinya menjadi Abdurrahman. Ia mendapatkan hidayah dari Allah SWT, dua hari sesudah Abu Bakar ash-Shiddiq masuk Islam. Seperti orang-orang yang pertama masuk Islamlainya, Ia pun tak luput dari siksaan dan tekanan dari kamu kafir Quraisy.

Ketika Rasulullah hendak hijrah ke kota Madinah, Abdurrahman termasuk orang yang menjadi pelopor untuk mengikuti ajakan hijrah Rasulullah itu. Di Madinah, Rasulullah banyak mempersaudarakan kaum Muhajirin dan kaum Anshar.

Layaknya para Muhajirin lainya, Ia pun meninggalkan seluruh hartanya di Mekkah. Sehingga, setibanya di Madinah Ia tidak memiliki apapun.

Diriwayatkan dari Anas bin Malik, Rasulullah telah mempersaudarakan Abdurrahman dengan Sa'ad bin al-Rabi' al-Anshari tatkala tiba di Madinah.


Kemudian, Sa'ad berkata kepadanya, "Saudaraku! Saya adalah salah seorang penduduk Madinah yang mempunyai banyak harta. Maka, pilihlah dan ambillah! Saya juga memiliki dua orang istri, lihatlah salah satunya yang menarik hatimu, sehingga saya bisa mentalakanya untukmu."


Abdurrahman bin Auf menjawab, "Semoga Allah memberkatimu pada hartamu dan keluargamu. Akan tetapi, tunjukkanlah letak pasarmu."


Maka, ditunjukkanlah pasar tersebut, sehingga Ia pun bisa berdagang. Di tengah kemiskinannya itu juga, kreativitas Abdurrahman muncul. Ia meminta tolong kepada saudara barunya itu, untuk membeli tanah kurang berharga yang terletak di samping tanah sebuah pasar.

Kemudian, tanah tersebut Ia petak-petakan secara baik. Lalu, siapa pun boleh berjualan di tanah itu tanpa membayar sewa. Apabila dari pedagang itu ada keuntungan, Ia menghimbau mereka untuk memberikan bagi hasil seikhlasnya.

Alhasil, banyak para pedagang yang tertarik dengan penawaran itu. Sehingga, mereka berbondong-bondong pindah ke pasar baru yang dikembangkan oleh Abdurrahman bin Auf. Hal itu membuat keuntungannya pun berlipat. Sehingga tak perlu waktu lama, dirinya berhasil keluar dari kemiskinan.

Selain dikenal pandai dalam berdagang, Ia juga dikenal sebagai seorang yang ulet dan pemberani. Pada saat perang Badar, Abdurrahman bin Auf berhasil membunuh salah satu musuh Allah yaitu, Umair bin Utsman bin Ka'ab at-Taimi. Keberaniannya itu juga, Ia tampakkan ketika di perang Uhud. Ia tetap berperang, walaupun banyak kaum muslimin yang lari.


Jika sedang berjihad, ia pasti berdagang (berniaga). Hal itu Ia anggap sebagai suatu amal yang keberhasilanya, diharapkan bisa semakin mendekatkan dirinya kepada Allah SWT. Keuletannya berdagang serta doa dari Rasulullah, menjadikan perdagangannya semakin berhasil dan sukses.


Meskipun sangat kaya raya, tetapi dirinya tidak sombong. Ia tetap rendah hati dan hidup dalam kesederhanaan. Keistimewaan dari Abdurrahman bin Auf adalah dirinya dikenal sebagai sosok yang dermawan. Bahkan, beliau juga diberi sebutan sebagai "manusia bertangan emas" karena rajin beramal.


Tak heran, jika dirinya banyak dicintai para sahabat lainnya. Apalagi, dirinya banyak berjasa menyumbankan kekayaanya untuk Islam. Abdurrahman bin Auf meninggal ketika berumur 75 tahun (ada juga yang mengatakan 72 tahun), pada tahun 31 H. Namun pendapat lain menyebutkan tahun 32 H.


Ia dimakamkan di pekuburan Baqi yang diimami oleh Utsman bin Affan berdasarkan wasiatnya. Ia meninggalkan 28 anak laki-laki dan 8 orang perempuan.


Dalam sebuah riwayat, dikisahkan bahwa harta peninggalan Abdurrahman bin Auf itu ada yang berupa emas murni. Sedangkan, 4 orang istrinya masing-masing menerima harta warisan sebanyak 80.000 dinar pada saat itu.(ksm29)