6 Fenomena Astronomis Ini Akan Terjadi di 2023, Ada Gerhana Matahari Hibrida!
Setiap tahun, beragam jenis fenomena astronomis dapat diamati di langit Indonesia. Pada 2022 lalu, terjadi peristiwa astronomis langka yakni gerhana Bulan total.
Sementara itu pada tahun 2023, akan banyak dijumpai ragam jenis fenomena astronomis. Mulai dari hujan meteor, gerhana Bulan penumbra, gerhana Matahari hibrida, dan lain sebagainya.
Berkaitan dengan peristiwa-peristiwa astronomis tersebut, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) membagikan daftar fenomena astronomis yang akan terjadi pada tahun 2023. Apa saja?
Mengutip dari laman Edukasi Sains Antariksa pada Selasa (24/1/2023), berikut sejumlah fenomena astronomis yang akan terjadi di tahun 2023.
6 Fenomena Astronomis di Tahun 2023
1. Kulminasi Indonesia Periode Februari-April dan September-Oktober
Kulminasi adalah kondisi ketika Matahari mencapai titik tertinggi saat tengah hari. Istilah ini juga sering disebut dengan transit yang merujuk pada melintasnya objek langit yang lebih kecil di depan objek langit yang lebih besar.
Secara khusus, kulminasi merujuk pada kondisi ketika Matahari berada di titik zenit atau tepat di atas suatu lokasi di permukaan Bumi. Peristiwa ini hanya terjadi di wilayah yang letaknya di antara dua garis balik, yakni utara dan selatan.
Indonesia berada di wilayah tersebut dan akan mengalami peristiwa kulminasi. Matahari akan berada di atas Indonesia saat tengah hari dalam periode 44 hari, dimulai sejak 20 Februari-5 April 2023 dan 8 September-22 Oktober 2023.
Bagi kebudayaan pertanian di Jawa dan Bali, kulminasi jadi penanda pergantian mangsa kawolu atau bulan musim kedelapan ke mangsa kasanga, yakni bulan musim kesembilan. Selain itu, kulminasi juga menjadi pergantian dari musim penghujan ke musim kemarau.
Kulminasi merupakan salah satu faktor yang mampu meningkatkan suhu di permukaan Bumi. Meski begitu, faktor yang lebih dominan yaitu cuaca dan iklim suatu wilayah.
2. Konjungsi Tripel Bulan-Venus-Jupiter
Fenomena konjungsi tripel Bulan, Venus, dan Jupiter ini terjadi saat ketiga planet tersebut terlihat berkumpul. Peristiwa ini membentuk satu garis lurus dan dapat disaksikan pada tanggal 21-23 Februari dan 22-24 Maret 2023 dengan rincian waktu sebagai berikut.
Pada 21 Februari 2023, fenomena bisa disaksikan pukul 18.30 - 19.00 dari arah barat
Pada 22-23 Februari 2023, fenomena bisa disaksikan pukul 18.30 - 19.45 dari arah barat
Pada 22 Maret 2023, fenomena bisa disaksikan pukul 18.15 - 18.45 dari arah barat
Pada 24 Maret 2023, fenomena bisa disaksikan hingga pukul 19.00 dengan durasi 45 menit
3. Okultasi Lunar Venus
Peristiwa astronomis selanjutnya adalah okultasi lunar Venus atau okultasi Venus oleh Bulan. Makna okultasi mengacu pada objek langit yang berjarak lebih dekat dari Bumi menghalangi objek langit yang berjarak lebih jauh dari Bumi.
Objek langit yang menghalangi itu memiliki lebar sudut yang lebih besar dibandingkan dengan objek yang terhalang. Okultasi terbagi menjadi tiga, yaitu:
Okultasi solar, ketika Matahari menghalangi planet maupun bintang
Okultasi lunar, ketika Bulan menghalangi planet maupun bintang
Okultasi planeter, ketika planet menghalangi planet lainnya maupun bintang
Fenomena astronomis okultasi lunar Venus akan terjadi pada 24 Maret 2023 mendatang dan dapat diamati di wilayah Indonesia, terutama Kalimantan Utara seperti Tarakan, Malinau, dan Nunukan.
4. Gerhana Matahari Hibrida
Selanjutnya yaitu gerhana Matahari hibrida yang akan terjadi pada 20 April 2023. Secara sederhana, gerhana Matahari hibrida adalah gerhana yang memiliki dua macam gerhana berbeda tetapi terjadi di dalam satu waktu secara berurutan dalam satu fenomena.
Gerhana Matahari hibrida merupakan salah satu peristiwa langka.Tidak semua wilayah Indonesia dapat mengamatinya. Lokasi terbaik untuk menyaksikan fenomena langka ini ada di Indonesia bagian timur, terutama Papua.
5. Puncak Hujan Meteor Lyrid
Puncak hujan meteor Lyrid dapat disaksikan sejak 22-23 April 2023 pada pukul 22.30 di arah timur laut, berkulminasi di utara pada pukul 04.00, dan memudar di arah barat laut seiring terbitnya Matahari.
Intensitas hujan meteor Lyrid di Indonesia bervariasi dengan kisaran 13-16 meteor per jam.
6. Gerhana Bulan Penumbra dan Sebagian
Gerhana Bulan penumbra dan gerhana Bulan sebagian juga akan terjadi di tahun 2023, tepatnya pada tanggal 5-6 Mei dan 29 Oktober.
Gerhana Bulan penumbra terjadi saat seluruh bagian Bulan berada di bagian penumbra, berbeda dengan gerhana Bulan total. Sebab, gerhana Bulan penumbra hanya menampakkan Bulan meski dengan warna yang suram.
Sementara itu, gerhana Bulan sebagian terjadi saat Bumi tidak seluruhnya menghalangi Bulan dari sinar Matahari. Sebagian permukaan Bulan berada di daerah penumbra, sehingga masih ada sebagian sinar Matahari yang sampai ke permukaan Bulan.
Berikut jadwal gerhana Bulan penumbra 5-6 Mei 2023:
Kontak awal penumbra: 5 Mei pukul 22.14.08 WIB / 23.14.08 WITA / 00.14.08 WIT
Puncak gerhana: 6 Mei pukul 00.22.55 WIB / 01.22.25 WITA / 02.22.55 WIT
Kontak akhir penumbra: 6 Mei pukul 02.31.40 WIB / 03.31.40 WITA / 04.21.40 WIT
Durasi dan magnitudo: 4 jam 18 menit
Selanjutnya jadwal gerhana Bulan sebagian 29 Oktober 2023:
Awal penumbra: 01.01.44 WIB / 02.01.44 WITA / 03.01.44 WIT
Awal sebagian: 02.35.18 WIB / 03.35.18 WITA / 04.35.18 WIT
Puncak gerhana: 03.14.00 WIB / 04.14.00 WITA / 05.14.00 WIT
Akhir sebagian: 03.52.37 WIB / 04.52.37 WITA / 05.52.37 WIT
Akhir penumbra: 05.26.19 WIB / 06.26.19 WITA / 07.26.19 WIT
Nah, itulah 6 fenomena astronomis yang dapat disaksikan dari Indonesia di tahun 2023. Semoga informasi di atas dapat menambah wawasan