Senja Bersepatu Sampah

Senja Bersepatu Sampah

Aku tak pernah bercita-cita menjadi pemburu senja
Keruh jingganya seakan menelanjangiku
Ombak yang dibentuk dari lentik bulu mata mu
Yang menyisakan keringat pasir di bola pimpong dada bulat itu

Pohon kering bersepatu sampah tak ingin membungkus awan
Serta jilbab kusut tak berwarna memikul pilu senja dalam karung rongsokan
Aku ingin menyusuri jingga lorong di atas laut
Yang cahayanya menjulur seperti lidahmu yang mengubur mataku

Suara adzan dan musik saling gulung
menggusur senja yang yatim piatu
Diganti hias merah kuning hijau
Yang tak mungkin sebiru cinta kita
Aku adalah selangkangan
yang menghadap laut tanpa terima kasih
Dan kau adalah kursi kosong
yang tak pernah bisa menikmati segala keterlanjuran

Bukan jingga
Jika patah membuatmu kembali tiba
Gelombang yang setia pada kursi dan selangkangan
Yang selalu pulang tanpa jam tangan